Senin, 27 Januari 2014

Lima Tahun Majelis Sastra



Longser Bandoengmooi Sindir Caleg
"Kalau Terpilih, Saya Mah Bakal Korupsi"
Minggu, 26 Januari 2014 

"PILIH saya. Kalau terpilih, saya mah bakal korupsi. Saya akan membentuk KPK. Komisi Pemberantasan KPK," cuap seorang calon anggota legislatif (caleg) di Gedung Indonesia Menggugat, Jln. Perintis Kemerdekaan, Bandung, Sabtu (25/1).

Sedangkan calon anggota legislatif lainnya menjanjikan keamanan Kota Bandung jika ia terpilih nanti. "Aing mah sakti. Teu teurak dikadek. Aya bentar gelap dihakan. Aya banjir disedot. Aya tukang kredit, kabur," kata calon yang satu ini.

Janji-janji para caleg tersebut tentu langsung disambut gelak tawa orang yang ada di dalam gedung. Ini memang bukan momen kampanye resmi yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum. Dua caleg tadi adalah para pemain longser Bandoengmooi dengan judul "Caleg (Calon leg-leg)", yang digelar untk memeriahkan Milad ke-5 Majelis Sastra Bandung.

Longser ini seperti ingin menyindir proses demokrasi yang tengah berlangsung menuju pemilihan umum (pemilu), 9 April mendatang.

"Aing mah moal mere duit. Aing mah mere na kulkas, tivi, sajadah. Mang pas dipake salat sajadah na dicokot deui ku aing," kata calon lainnya yang langsung dijawab geer oleh para penonton.

Caleg asli tentu tidak akan mungkin berkampanye seperti halnya para pemain longser tersebut. Namun para pemain longser seperti mencoba membuka tabir yang selama ini selalu ditutupi para caleg, yaitu kebohongan.

"Kami memang ingin mencoba memberikan kesadaran bagi para calon pemilih. Pilihlah caleg dengan lebih teliti dan jangan mau dibobodo oleh caleg," ujar sang sutradara, Hermana.

"Ini juga bagian dari kritik sosial terhadap situasi politik menjelang Pemilu 2014. Mereka yang sebelumnya tidak dikenal dan tidak pernah berbuat untuk masyarakat, ujug-ujug jadi caleg. Kami tidak ingin memilih caleg yang seperti itu," lanjutnya.

Menurutnya, para caleg selalu berjanji tidak akan korupsi. Tetapi setelah duduk di kursi legislatif ternyata mereka melakukannya. Situasi seperti ini harus diubah. Masyarakat perlu dicerdaskan meskipun melalui guyonan.

Sementara itu, pemilik hajat, Rois Am Majelis Sastra Bandung, Matdon mengungkapkan, sastra bisa melakukan apa pun, termasuk mengkritik tentang cara berkampanye para caleg. Melalui sastra bisa menyadarkan para calon pemilih, untuk memilih atau bahkan untuk tidak memilih. "Tidak memilih juga merupakan hidayah," katanya.

Di usia yang telah 5 tahun ini, Majelis Sastra Bandung memiliki jemaah dari sejumlah daerah. Bukan hanya Jawa Barat, jemaah majelis juga datang dari Makassar, Lampung, Jambi, dan beberapa daerah lainnya.

"Dari kegiatan yang ada, kami sebenarnya tidak berharap apa pun. Jika di kemudian hari muncul atau lahir penyair, maka itu hanyalah bonus," tutur Matdon.

Semoga saja Majelis Sastra Bandung bisa melahirkan penyair dan penulis andal. Dan, semoga tidak melahirkan caleg atau anggota legislatif yang korup.
(brilliant awal/"GM")**

Senin, 13 Januari 2014



Selasa, 31 Desember 2013 | 22:45 WIB
'Jurig Ateul jeung Pilkades' Hadir di CFN Cimahi
Oleh: Fuad Hisyamudin


INILAH.COM,Cimahi - Salah satu gelaran yang memeriahkan tahun baru di daerah Cimahi adalah performance longser di area car free night (CFN), Jalan Gandawijaya Kota Cimahi, Selasa (31/12/2013) malam.

Longser yang ditampilkan oleh 45 orang seniman muda Cimahi itu berjudul Jurig Ateul Jeung Pilkades. Hasil karya yang apik nan menggelitik itu merupakan kolaborasi dari komunitas seni teater tradisional Bandoengmooi, Campernik, dan 13 Senja.

Banyak warga Cimahi yang menghabiskan malam pergantian tahun itu di kawasan CFN tersebut. Warga terlihat menikmati penampilan longser di area panggung depan Toserba Buana Jalan Gandawijaya itu.

Dari pantauan INILAH, sejak penampilan pertama hingga akhir, warga tak bergeser meninggalkan arena panggung. Mereka meyaksikan kisah seorang warga pedesaan yang banyak utang namun masih memaksakan ikut hajat politik berupa pemilihan kepala desa.

Berkali-kali warga yang melihat penampilan longser itu tertawa dan mengumbar senyum. Berbagai adegan dan dialog yang lucu dan sarat kritik menjelang hajat demokrasi tahun 2014 mendatang itu membuat warga tak kecewa datang kesana.

"Terhibur sekali, jarang-jarang ada acara begini di Cimahi," kata Hendri (34). Menurutnya, kreatifitas anak muda Cimahi ternyata unggul tak kalah dengan daerah lain.

Warga lainnya, Rosy (37) memuji lawakan tersebut. "Pas pertama mereka tampil sudah membuat aku dan temen-temen ketawa. Nggak kalah deh dengan OVJ," singkatnya.

Ketua Bandungmooi, Hermana menjelaskan, pihaknya sengaja mengambil cerita Jurig Ateul Jeung Pilkades, yang tujuannya untuk menghibur warga dalam acara CFN tersebut.

Selain itu, dia juga ingin memberi pencerahan pada masyarakat mengingat tahun 2014 merupakan tahun politik. "Selain terhibur, masyarakat juga diharapkannya bisa tercerahkan dalam memilih wakil-wakilnya pada Pemilu nanti," tandasnya. [rni]

Longser Bikin Warga Cimahi Terpingkal-pingkal

Selasa, 31 Desember 2013 21:44 WIB
                                              TRIBUN JABAR/DEDI HERDIANA

CIMAHI, TRIBUN - Ratusan warga Cimahi yang tumplek di area panggung depan Toserba Buana Jalan Gandawijaya berhasil dibuat tertawa pada malam menyambut pergantian tahun, Selasa (31/12). Mereka tampak benar-benar terhibur dengan penampilan anak-anak muda Cimahi yang menyuguhkan sandiwara dengan balutan lawakan atau longser. Sejak awal pemainnya tampil, penonton sudah langsung dibuat tertawa.

"Hirup teh asa jadi nambahan rieut hulu. Ditambah deui jeung hutang anu acan lunas-lunas, eh si bapakna kalah nambah deui hutang. Majarkeun teh jang pilkades (Hirup itu terasa bertambah pusing kepala. Ditambah lagi dengan hutang yang tidak pernah lunas, eh si bapaknya malah menambah lagi hutang. Alasannya untuk pilkades)," tutur salah seorang pemain wanita muda yang mengawali penampilan longser.

Mendengar penuturan yang polos dan ditampilkan oleh gadis muda dengan kostum bergaya ibu-ibu warga pedesaan itu penonton pun langsung tertawa terbahak. Tak hanya itu, pemain-pemain lainnya pun dalam membawakan karakternya selalu dibarengi dengan gaya dan dialog yang menggelitik penonton untuk tertawa.

Suguhan longser yang ditampilkan oleh 45 orang itu merupakan kolaborasi dari komunitas seni teater tradisional Bandoengmooi, Campernik dan 13 Senja. Mereka membawakan longser berjudul Jurig Ateul Jeung Pilkades.

"Kami sengaja mengambil cerita Jurig Ateul Jeung Pilkades, selain untuk menghibur warga Cimahi dalam menyembut malam tahun baru, juga untuk merespon terhadap situasi saat ini yang mulai ramai dengan akan digelarnya Pemilu 2014, yang mana banyak calon anggota legislatif yang mulai mendekati warga," kata Ketua Bandungmooi Hermana, saat ditemui seusai penampilannya.

Pergelaran itu, lanjut Hermana sengaja disuguhkan kepada masyarakat agar menjadi bahan pencerahan. Setidaknya masyarakat diharapkannya bisa lebih cerdas dalam memilih wakil-wakilnya di legislatif dan lebih cerdas dalam memilih presiden nanti. (ddh)