Longser Bandoengmooi 2012/foto Bebeng
Kesenian Longser Kurang Dapat Perhatian
INILAH.COM, Bandung - Ketua Longser Bandoengmooi
Hermana HMT menilai pemerintah Pemprov Jabar saat ini masih kurang
perhatian terhadap kesenian longser.
"Betapa ironisnya, melihat minimnya perhatian Pemprov Jabar pada kesenian longser. Dalam hal ini kami menilai Pemprov Jabar tidak sungguh-sungguh melaksakan Perda tentang Pemeliharaan Kebudayaan," kata Hermana dalam konferensi persya di Gedung Indonesia Menggugat Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Bandung, Kamis (28/11/2012).
Hermana mengatakan longser merupakan teater tradisional Jabar yang lahir di Bandung. Di dalamnya memuat unsur akting, lawakan, musik, nyayian, tari, dan rupa.
"Bisa dibilang kala menggelar longser, semua kesenian di Jabar ada di dalamnya. Selain itu dengan menyimak longser, maka kita akan menyaksian ddan merasakan atmosfer masyarakat Sunda yang terkenal bahasa lokalnya serta keakrabannya," jelasnya.
Potensi seni tradisional seperti longser, lanjutnya, akan berkembang pesat apabila proses pewarisan dan pendidikannya dilakukan sistimatis dan berkesinambngan. "Untuk itu diperlukan tangan-tangan terampil yang mampu memberikan spirit, sehingga para pewaris serta ahli waris seni tradisional terus bersemangat melibatkan diri memelihara dan mengembangkannya ke arah yang lebih maju," paparnya.
"Akhirnya pewarisan bukan sekadar kelanggengan, namun menjadi sumber inspirasi pembangunan budaya daerah yang lebih beradab. Karena seni tradisional benar-benar menjadi subjek, masyarakat merasa ada di dalamnya," tandasnya.[jul]
"Betapa ironisnya, melihat minimnya perhatian Pemprov Jabar pada kesenian longser. Dalam hal ini kami menilai Pemprov Jabar tidak sungguh-sungguh melaksakan Perda tentang Pemeliharaan Kebudayaan," kata Hermana dalam konferensi persya di Gedung Indonesia Menggugat Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Bandung, Kamis (28/11/2012).
Hermana mengatakan longser merupakan teater tradisional Jabar yang lahir di Bandung. Di dalamnya memuat unsur akting, lawakan, musik, nyayian, tari, dan rupa.
"Bisa dibilang kala menggelar longser, semua kesenian di Jabar ada di dalamnya. Selain itu dengan menyimak longser, maka kita akan menyaksian ddan merasakan atmosfer masyarakat Sunda yang terkenal bahasa lokalnya serta keakrabannya," jelasnya.
Potensi seni tradisional seperti longser, lanjutnya, akan berkembang pesat apabila proses pewarisan dan pendidikannya dilakukan sistimatis dan berkesinambngan. "Untuk itu diperlukan tangan-tangan terampil yang mampu memberikan spirit, sehingga para pewaris serta ahli waris seni tradisional terus bersemangat melibatkan diri memelihara dan mengembangkannya ke arah yang lebih maju," paparnya.
"Akhirnya pewarisan bukan sekadar kelanggengan, namun menjadi sumber inspirasi pembangunan budaya daerah yang lebih beradab. Karena seni tradisional benar-benar menjadi subjek, masyarakat merasa ada di dalamnya," tandasnya.[jul]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar