Selasa, 29 Oktober 2013

 Bunda Ratu Hitut Menghebohkan Bandung
Kamis, 24 Oktober 2013, 17:26 WIB

Pentas Bunda Ratu Hitut oleh kelompok longser Bandoengmooi.
Pentas Bunda Ratu Hitut oleh kelompok longser Bandoengmooi.

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi masyarakat Indonesia, istilah Bunda dan Ratu agaknya sedang gencar diberitakan media massa. Masyarakat Indonesia sampai kini bertanya-tanya, siapakah Bunda dan Ratu yang mampu membuat kalangan pejabat politik bertekuk lutut?
Lain halnya dengan Bunda dan Ratu yang misterius akhir-akhir ini, di Bandung, Bunda Ratu menjadi peran utama dalam pagelaran teater tradisional atau longser kelompok Bandoengmooi.

Longser yang digelar di Gedung New Majestic belum lama ini tentu tidak membahas peran Bunda dan Ratu dalam kasus KKN, melainkan sebagai parodi politik yang dikemas dengan paduan seni tradisi Sunda.

Bunda Ratu menurut kelompok longser Bandoengmooi adalah Bunda Ratu Hitut (bunda ratu kentut) dengan pertunjukan bertajuk Bentang Panggung.  Adapun Bentang Panggung berarti bintang panggung atau bintang pementasan. Lakon ini dilatarbelakangi Bunda Ratu Hitut yang kebingungan. Anak lelaki satu-satunya belum juga menikah. Sang putra mahkota sering beralasan belum ingin mempunyai pendamping.

Karena merasa khawatir, Bunda Ratu Hitut terus mendesak sang anak. Anak yang akan jadi pewaris tunggalnya itu meminta syarat istri yang piawai menari alias Bentang Panggung (Bintang Panggung). Untuk itu, sang ratu mengadakan sayembara tari. Bagi peserta sayembara yang paling bagus menarinya, maka akan dijadikan istri dari putra mahkota Bunda Ratu Hitut.

Sayembara yang dilakukan khas seperti ajang pencarian bakat di beberapa stasiun televisi swasta. Ada dua dewan juri yang menilai peserta sayembara. Persyaratan utama para peserta adalah tidak boleh menyogok, korupsi, kolusi dan nepotisme. Namun pada praktiknya, sayembara tari ini diwarnai suap dan gratifikasi terselubung yang bertujuan agar peserta sayembara menjadi pendamping putra mahkota.

Ngarupat Seni Tradisi yang diselenggarakan Yayasan Mandasalam, Bandoengmooi dan Gedung Majestic ini merupakan upaya pelestarian seni tradisional khususnya yang hidup di Jawa Barat. Adegan dalam bentuk pertunjukan teater tradisional atau longser ini tidak hanya menampilkan secara khusus pertunjukan tari, tapi penonton dihibur oleh celoteh para aktor yang sarat dengan parodi dan mengundang gelak tawa.

Di awal adegan, musik dan tarian rampak gendang dipertunjukkan. Para penari, pesilat dan aktor longser masuk ke panggung. Kesenian Sunda dihadirkan, dari rampak kendang hingga seni bela diri pencak silat.

Sayembara dimulai dengan penampilan dari peserta pertama yang menampilkan tari gaplek.  Kemudian secara berturut-turut peserta sayembara lainnya menarikan tari topeng, tari gawil dan tari jaipong. Dari seluruh peserta, terdapat peserta laki-laki yang tentu tidak dapat dijadikan pendamping putra mahkota. Di adegan inilah, penonton dihibur habis-habisan oleh para aktor.

"Jadi kami sisipkan humor di setiap adegannya,"kata sutradara longser, Hermana HMT.

Menurut Hermana, di dalam longser, semua jenis kesenian menyatu, dari tari-tarian hingga seni pertunjukan. Meski di beberapa daerah Jabar, kata dia, masih ada yang menempatkan tari sebagai fungsi ritual. Pada perkembangannya, tari lebih banyak ditempatkan sebagai seni tontonan atau lebih berfungsi sebagai media hiburan.

Sebagai seni pertunjukan, kata dia, tari terbagi ke dalam beberapa rumpun. Rumpun yang terbilang mengakar sampai saat ini di Jabar diantaranya Tari Topeng Cirebon, Tari Wayang, Pencak Silat, Tari Rakyat, Tari Tayub dan Tari Keurseus. Dari sekian banyak rumpun, juga melahirkan rumpun baru yang dikenal dengan sebutan Jaipongan.

Untuk itu, tari perlu dilestarikan. Salah satu bentuk pelestarian tari melalui pertunjukkan longser ini. Sementara longser Bentang Panggung ini, kata dia, selain menampilkan tarian, juga merupakan sindiran untuk bintang-bintang politik yang saat ini meramaikan perpolitikan. Jadi, selain menampilkan seni budaya, longser dapat dijadikan autokritik atas kejadian saat ini. Kepedulian masyarakat, kata dia, dapat ditingkatkan dengan mengenal budayanya sendiri.

"Kami ingin agar ada ruang-ruang budaya, tak hanya di gedung ini, tapi sampai ke halaman rumah, masuk ke RT RW,"kata dia.
"Bunda Ratu" Bikin Heboh Kota Bandung

BANDUNG- Akhir-akhir ini istilah "Bunda Ratu" sering muncul dalam pemberitaan media massa. Masyarakat pun bertanya-tanya, siapakah sosok Bunda Ratu yang misterius itu. Di Bandung, Bunda Ratu akan menjadi tokoh utama dalam pagelaran seni longser yang dibawakan kelompok seni Longser Bandoengmooi. Longser ini tentu tidak mengulas peran Bunda Ratu dalam kasus korupsi, melainkan hanya sebagai parodi politik dengan paduan seni tradisi.

Bunda Ratu versi Longser Bandoengmooi adalah "Bunda Ratu Hitut" yang akan bermain dalam longser bertajuk "Bentang Panggung". Acara kesenian rakyat ini akan dilangsungkan di New Majestic, Jalan Braga, Bandung, Jumat (18/10) mulai 19.30 WIB. Pertunjukkan terbuka untuk umum dan gratis.

"Bentang Panggung" berarti bintang panggung atau bintang pementasan. Lakon ini dilatarbelakangi Bunda Ratu Hitut yang merisaukan anaknya yang belum punya istri. Padahal si anak adalah putra mahkota yang akan menjadi pewaris kerajaan. Ternyata anak Bunda Ratu Hitut menginginkan istri yang pandai menari. Maka Bunda Ratu Hitut pun memerintahkan jajaran kerajaan untuk menggelar saembara tari. Pemenangnya saembara ini akan dipersunting oleh putra mahkota pewaris kerajaan.

Dewan juri yang disusun kerajaan pun mengumumkan pembukaan saembara, berikut aturan-aturannya, antara lain tidak boleh suap, korupsi, kolusi, nepotisme. Namun dalam prakteknya, saembara tari ini diwarnai dengan berbagai macam suap dan gratifikasi terselubung yang bertujuan untuk menjadi bintang pendamping putra mahkota.

Di sepanjang babak longser, dijanjikan sejumlah humor-humor segar yang bisa mengocok perut penonton. Selain itu, longser ini juga memadukan berbagai macam tari-tari tradisional yang nyaris punah, yang disajikan oleh tiap peserta saembara, di antaranya tari topeng, tari gawil, tari gaplek, tari jaipongan, ibing pencak silat, dan tari rampak kendang.

Sutradara Longser Bandoengmooi Hermana HMT menjelaskan, kesenian sudah mengalami banyak perubahan terutama dari segi fungsi. Kesenian khususnya tari pernah menjadi menjadi ritual hinggaseni hiburan. Selanjutnya, seni tari tidak hanya sebagai sekedar media hiburan tertapi sebagai seni penghalus budi pekerti.

Sebagai seni tontonan atau hiburan, seni tari terbagi ke dalam beberapa genre. Genre yang terbilang paling mengakar di Jawa Barat di antaranya Tari Topeng Cirebon, Tari Wayang, Pencak Silat, Tari Rakyat, Tari Tayub, dan tari Keurseus. Dari genre itu melahirkan genre baru, salah satunya karya Tjetje Somantri dan karya Gugum Gumbira berupa tari jaipongan.

Untuk itu, tari perlu dilestarikan. Salah satu bentuk pelestarian tari melalui pertunjukkan longser ini. Kata Hermana, longser "Bentang Panggung" sebagai wadah untuk menampilkan kembali beberapa tari tradisional Jawa Barat, sehingga berbagai tari lawas bisa diapresiasi masyarakat luas masa kini.

"Kalaupun ada Bunda Ratu, itu bisa ditafsirkan sendiri oleh masing-masing penonton," kata Hermana, di Bandung, Rabu (16/10). Longser ini dibawakan belasan anak muda yang aktif dalam Longser Bandoengmooi. Longser hasil kerja sama Yayasan Mandasalam dan Gedung New Majestic.

Pengurus Longser Bandoengmooi lainnya, Ephron Herry Hermawan, menimpali jika pertunjukkan longser ini sebagai pelestarian sekaligus perekat kebangsaan. Terlebih, para pemain merupakan generasi muda.

"Pelestarian jadi tantangan tersendiri di tengah maraknya budaya dari luar. Dengan upaya bersama inilah kita sinergi dengan anak cucu kita. Pertunjukkan dan pelestarian seni tradisi ini diharapkan bisa memperkuat kebangsaan kita," ungkap Ephron. Ia menambahkan, hingga Desember nanti, pihaknya akan menggelar tiga kali seni longser.** man/Koran Jakarta

Pegelaran Longser Bandoeng Mooi: Mengenang Bentang Panggung
BANDUNG,(PRLM).- Kepedulian terhadap seni tradisional di perkotaan seringkali terabaikan dan bahkan tersisihkan oleh kepentingan pembangunan infrastruktur. Padahal keberadaan suatu perkotaan tumbuh bersamaan dengan dukungan dan keberadaan para seniman dan seniwati dengan keseniannya.
“Tidak terkecuali dengan Kota Bandung ini, riak pembangunan yang terus tumbuh tidak dapat terlepas dari para kreator seni. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan dunia internasional kepada Kota Bandung bukan karena pembangunan infrastruktur maupun kondisi sosial masyarakatnya, tetapi karena kreator seni budayanya,” ujar Hermana HMT, dalam keterangan persnya sebelum pegelaran Longser Bandoeng Mooi, di Gedung New Majestik, Rabu (16/10/13).
Bagi sebagian kreator maupun pelaku seni budaya kepedulian pemerintah terhadap perkembangan seni budaya serta para pelakunya mengundang iri hati.
“Tapi itu semua tidak akan menyelesaikan masalah, karenanya kami mencoba untuk bertahan dan menyelamatkan kesenian tradisional yang pernah ada dan tumbuh berkembang bersama pembangunan kota (Bandung) ini, yaitu kesenian tradisional longser,” ujar Hermana.
Kesenian tradisional sandiwara Sundar longser dalam rangkan Ngarumat Seni Tradisi akan diselenggarakan Jumat (18/10/13) pada pukul 19.30 WIB bertempat di Gedung New Majestic Jalan Braga No. 1 Bandung. Longser dengan bintang panggung Ceu Popon, Kang Jun dan lainnya akan mengambil cerita “Bentang Panggung”. (A-87/A-108)***