"Bunda Ratu" Bikin Heboh Kota Bandung

Bunda Ratu versi Longser Bandoengmooi adalah "Bunda Ratu Hitut" yang akan bermain dalam longser bertajuk "Bentang Panggung". Acara kesenian rakyat ini akan dilangsungkan di New Majestic, Jalan Braga, Bandung, Jumat (18/10) mulai 19.30 WIB. Pertunjukkan terbuka untuk umum dan gratis.
"Bentang Panggung" berarti bintang panggung atau bintang pementasan. Lakon ini dilatarbelakangi Bunda Ratu Hitut yang merisaukan anaknya yang belum punya istri. Padahal si anak adalah putra mahkota yang akan menjadi pewaris kerajaan. Ternyata anak Bunda Ratu Hitut menginginkan istri yang pandai menari. Maka Bunda Ratu Hitut pun memerintahkan jajaran kerajaan untuk menggelar saembara tari. Pemenangnya saembara ini akan dipersunting oleh putra mahkota pewaris kerajaan.
Dewan juri yang disusun kerajaan pun mengumumkan pembukaan saembara, berikut aturan-aturannya, antara lain tidak boleh suap, korupsi, kolusi, nepotisme. Namun dalam prakteknya, saembara tari ini diwarnai dengan berbagai macam suap dan gratifikasi terselubung yang bertujuan untuk menjadi bintang pendamping putra mahkota.
Di sepanjang babak longser, dijanjikan sejumlah humor-humor segar yang bisa mengocok perut penonton. Selain itu, longser ini juga memadukan berbagai macam tari-tari tradisional yang nyaris punah, yang disajikan oleh tiap peserta saembara, di antaranya tari topeng, tari gawil, tari gaplek, tari jaipongan, ibing pencak silat, dan tari rampak kendang.
Sutradara Longser Bandoengmooi Hermana HMT menjelaskan, kesenian sudah mengalami banyak perubahan terutama dari segi fungsi. Kesenian khususnya tari pernah menjadi menjadi ritual hinggaseni hiburan. Selanjutnya, seni tari tidak hanya sebagai sekedar media hiburan tertapi sebagai seni penghalus budi pekerti.
Sebagai seni tontonan atau hiburan, seni tari terbagi ke dalam beberapa genre. Genre yang terbilang paling mengakar di Jawa Barat di antaranya Tari Topeng Cirebon, Tari Wayang, Pencak Silat, Tari Rakyat, Tari Tayub, dan tari Keurseus. Dari genre itu melahirkan genre baru, salah satunya karya Tjetje Somantri dan karya Gugum Gumbira berupa tari jaipongan.
Untuk itu, tari perlu dilestarikan. Salah satu bentuk pelestarian tari melalui pertunjukkan longser ini. Kata Hermana, longser "Bentang Panggung" sebagai wadah untuk menampilkan kembali beberapa tari tradisional Jawa Barat, sehingga berbagai tari lawas bisa diapresiasi masyarakat luas masa kini.
"Kalaupun ada Bunda Ratu, itu bisa ditafsirkan sendiri oleh masing-masing penonton," kata Hermana, di Bandung, Rabu (16/10). Longser ini dibawakan belasan anak muda yang aktif dalam Longser Bandoengmooi. Longser hasil kerja sama Yayasan Mandasalam dan Gedung New Majestic.
Pengurus Longser Bandoengmooi lainnya, Ephron Herry Hermawan, menimpali jika pertunjukkan longser ini sebagai pelestarian sekaligus perekat kebangsaan. Terlebih, para pemain merupakan generasi muda.
"Pelestarian jadi tantangan tersendiri di tengah maraknya budaya dari luar. Dengan upaya bersama inilah kita sinergi dengan anak cucu kita. Pertunjukkan dan pelestarian seni tradisi ini diharapkan bisa memperkuat kebangsaan kita," ungkap Ephron. Ia menambahkan, hingga Desember nanti, pihaknya akan menggelar tiga kali seni longser.** man/Koran Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar