SENI – Pertunjukan Seni Longser Bandoengmooi Sabtu, 30 September 2107 di Pendopo DPRD Kota Cimahi
Cimahi sebagai bagian dari Provinsi Jawa Barat adalah salah satu
daereh yang mengembangkan teater tradisional bernama Longser. Produk
budaya yang pernah mencapai puncak kejayaannya di tahun 70-80an,
sekarang ini sekitar 75% (perlu dikaji lebih lanjut) masyarakat Kota
Cimahi dan sekitarnya sudah tidak mengenal lagi. Walau ada beberapa
komunitas budaya menghidupkan kembali sebagai bagian dari identas budaya
lokal, namun yang dilakuknya sering kali tidak bekesinambungan dan
menyebabkan seni Longser mati enggan hidup tidak mau, seperti harta
karun yang belum ditemukan kembali.
Mengembangkan Longser berarti kita mengembangkan multi talenta di
bidang kesenian, karena Longser merupakan teater tradisional yang memuat
berbagai jenis kesenian lokal yang tumbuh di masyarakat. Pertunjukan
Longser merupakan ramuan dari seni musik tradisional, seni tari
tradisional, seni akting, seni lawak, seni suara (bernyanyi), seni tutur
(bercerita) dan seni rupa. Sedangkan bagi pembambangunan kepribadian,
Longser mampu mendorong seseorang (pelakunya) untuk berani tampil,
percaya diri, dan bertutur kata dengan baik di hadapan umum karena
dialog yang disampaikan lebih banyak spontanitas.
Lewat cerita yang disampaikan, Seni Longser pun menjadi sarana
komunikasi penyampaian informasi penting pada masyarakat, diantanya; 1.
Tentang Kesehatan, 2. Tentang Pendidikan, Tentang Lingkungan Hidup, 3.
Tentang Sosial dan Politik, 4. Tentang Iptek, 5. Tentang Pemerintahan,
6. Tentang Ketenagakerjaan, dan lain sebagainya.
Pertunjukan Longser bukan semata menampilkan seni sebagai media
huburan, namun dari karya seni yang ditawarkan mempu memberi nilai
edukasi yang dapat meningkat kesadaran budaya dan kesadaran lingkungan,
dan membangun citra positif bagi perkebangan kota Cimahi. Disisi lain,
multi efek dari kegiatan ini memberi diharapkan dapat meningkatkan
kunjungan wisata ke Kota Cimahi, dan memajukan ekonomi kreatif, baik
bagi pelaku seninya maupun pelaku usaha lain.
Dari kegitan ini diharapkan dapat; 1. Tingkatkan produktivitas dan
kreativitas seniman di Kota Cimahi, 2. Menjadi ajang promosi potensi
seni budaya lokal yang dimiliki, 3. Memberi ruang apresiasia bagi
masyarakat di tengah sepinya perhelatan kebudayaan di kota Cimahi.
Tentang pertunjukan
Euis diberitakan hilang setelah mejelang magrib ibunya menyuruh ambil
air di sumber mata air dekat aliran sungai. Masyarakat menuding ieus
hilang dibawa oleh Siluman Munding Dongkol, mahluk gaib yang mengiasai
aliran sungai di wilayahnya.
Isu beredar Euis dijadikan tumbal atau persembahan oleh Nyimas Titi
seorang pengusaha, yang dianggap telah bersekutu dengan Siluman Munding
Dongkol.
Selain heboh kehilang Euis, masyarakat juga digemparkan oleh
langkanya air bersih dan adanya wabah penyakit yang menimpa sebagin
besar masyarakat di sekitar bantaran sungai dan sudah banyak yang
meninggal. Tudingan sumber penyakit itu pun tertuju pada Siluman Munding
dongkol yang sedang minta banyak korban.
Namun diantara masyarakat masih ada yang tidak percaya dengan tahayul
atau mitos Siluman Munding Dongkol. Mereka mengatakan bahwa sumber
penyakit itu muncul karena disebabkan air yang digunakan masyarakat
telah tercemar oleh limbah. Dan sumber mata air yang ada menjadi
kekeringan disebabkan oleh hilangnya tempat serapan air karena lahan
pertanian dan hutan lindung sudah sangat berkurang karena alih pungsi
menjadi pemukiman.
Euis yang hilang akhirnya ditemukan telah menjadi mayat. Dikabarkan
Euis meninggal bukan karena dipersembahkan pada Siluman Munding Dongkol,
namun jatuh terpeleset dan terbawa arus sungai. Mayatnya ditemukan
dikubangan jauh dari tempat jatuhnya.
Pertunjukan longser ini merupakan kritik sosial terhadap maraknya
alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan atau daerah resapan air
bersih, menjadi pemukiman. Alih fungsi ini selain menyebabkan
berkurangnya sumber air bersih juga menyebabkan banjir.
Disisi lain kebiasan buruk masyarakat dan perusahaan membuang sampah
atau limbah ke sungai menyebabkan air sungai tercemar dan mengacam
kelasungan hidup masyarakat di sekitar sungai dan ekosistem.
Sekaligus merayakan hari jadi komunitas seni Bandoengmooi ke 21
tahun, pertunjukan diharapkan tidak sekedar menyuguhkan nilai-nilai
etetik, tapi membangun kesadaran bersama menjaga lingkungan hidup dari
segala aspek yang merugikan banyak orang atau mahluk hidup lainnya.
Pertunjukan longser in berjudul “Euis dan Siluman Munding Dongkol”
Karya/Sutradara Hermana HMT, Penata Musik Selamet Oki, produksi
Bandoengmooi digelar Sabtu, 30 September 2017 pukul 19.30 WIB di Pendopo
DPRD kota Cimahi, dengan para aktor muda berbakat sepeti Jajang
(Hansip), Hafidz (Hansip), Dio (Hansip), Ajeng (Edah), Ahamad Afandi
(Pemimpin Demo), Yuda (Lurah), Indah (Jahe), dan lainnya.
Tentang Bandoengmooi
Bandoengmooi merupakan komunitas seni, berdiri tanggal 26 September
1996 atas prakarsa Aendra H. Medita (jurnalis/seniman), Dodi Rosadi
(seniman) dan beberapa orang pegiat seni lainnya. Program pertama
sekaligus pelucuran komunitas ini, nyakni diselenggarakan pameran
lukisan karya Rosid (1996).
Ditengan panasnya suhu politik di Indonesia dan pembungkaman terhadap
pers, tahun 1997 Bandoengmooi secara sembunyi-sembunyi gelar Diskusi
Kebebasan Pers dengan mengundang pers mahasiswa se Indonesia. Masih 1997
Bandoengmooi pertama kali gelar pertunjukan Teater Monolag Berjudul
Terkapar Aktor/karya Hermana HMT dan Brehoh karya Aendra H. Medita.
Dari tahun 1998 sampan sekarang Bandoengmooi lebih dominan gelar
pertunjukan, teater baik teater modern maupun teater tradisional
(Longser). Walau pentolan-pentolan Bandoengmooi sudah pada sibuk dengan
pekerjaanya masing-masing namun tetap menjalin komunikasi dan senantiasa
dapar support dari mereka.
Semula nama Bandoengmooi adalah Bandoengmooj. Namun ketika ada
kesalahan ketik dalam pembuatan akta notaris tahun 2007 Bandoengmooj
menjadi Bandoengmooi, sejak itu sampai sekarang kami gunakan
Bandoengmooi karena pada prinsipnya nama itu mengandung pengertian yang
sama. Kami mengambil nama itu dari nama majalah tompo dulu bernama Mooi
Bandoeng. Supaya tidak persis sama, kami membalikan kata Bandoeng di
depan dan kata mooi mengikutinya. Dalam bahasa Belanda mooi artinya
indah dan Bandoengmooi adalah Bandung yang indah.
Dibawah pembinaan Hermana HMT dan Ketua Selamat Oki Pratomo, dengan
anggota aktif sekitar 50 orang dari berbagai kalangan, kini Bandoengmooi
kembangkan pelatihan longser, teater modern, seni helaran Bangbarongan,
melakukan pemulyaan terhadap air bersih melalui kegitan Upacara Adat
Hajat Cai, dan gelar pertunjukan dengan konsisten mengusung tema
pemeliharaan lingkungan hidup serta kritik sosial lewat bahasa seni.