KOMUNITAS
seni Bandungmooi Cimahi menyelenggarakan penampilan longser dengan
judul "Euis dan Siluman Munding Dongkol", di Pendopo DPRD Kota Cimahi,
Minggu (30/9/2017).
Menurut Hermana, sutradara longser, ide awal
menampilkan longser tersebut berdasarkan buruknya kondisi lingan di Kota
Cimahi, khususnya di wilayah Cimahi Selatan.
"Pertunjukan
longser ini merupakan kritik sosial terhadap maraknya alih fungsi lahan
pertanian dan perkebunan atau daerah resapan air bersih, menjadi
pemukiman. Alih fungsi ini selain menyebabkan berkurangnya sumber air
bersih juga menyebabkan banjir," ucap Hermana saat ditemui di Pendopo
DPRD Cimahi, Jalan D. Karmita.
Longser Euis dan Siluman Munding
Dongkol mengisahkan Euis, sang pemeran utama, yang diberitakan hilang
setelah menjelang magrib saat ibunya menyuruhnya mengambil air di sumber
mata air dekat aliran sungai.
Masyarakat menuding Euis hilang
dibawa oleh Siluman Munding Dongkol, mahluk gaib yang menguasai aliran
sungai di wilayahnya. Isu beredar Euis dijadikan tumbal atau persembahan
oleh Nyimas Titi, seorang pengusaha yang dianggap telah bersekutu
dengan Siluman Munding Dongkol.
Selain heboh karena hilangnya
Euis, masyarakat juga digemparkan oleh langkanya air bersih dan adanya
wabah penyakit yang menimpa sebagin besar masyarakat di sekitar bantaran
sungai dan sudah banyak yang meninggal.
Tudingan sumber penyakit itu pun tertuju pada Siluman Munding dongkol yang sedang minta banyak korban.
Namun,
diantara masyarakat ada juga yang tidak percaya dengan tahayul atau
mitos Siluman Munding Dongkol. Mereka mengatakan bahwa sumber penyakit
itu muncul disebabkan air yang digunakan masyarakat telah tercemar oleh
limbah.
Sumber mata air yang ada, juga mengalami kekeringan
lantaran hilangnya tempat serapan air karena lahan pertanian dan hutan
lindung sudah sangat berkurang karena alih fungsi menjadi pemukiman.
Euis
yang beberapa lama telah hilang, ditemukan telah menjadi mayat.
Dikabarkan Euis meninggal bukan karena dipersembahkan pada Siluman
Munding Dongkol, namun jatuh terpeleset dan terbawa arus sungai.
Mayatnya ditemukan di kubangan tak jauh dari tempatnya terjatuh.
"Berangkat
dari kondisi lingkungan yang semakin rusak, seperti kasus limbah
batubara di Cibodas Cimahi Selatan, kekeringan setiap memasuki kemarau,
dan banjir memasuki musim hujan," beber Hermana sang sutradara.
Disisi
lain kebiasan buruk masyarakat dan perusahaan membuang sampah atau
limbah ke sungai menyebabkan air sungai tercemar dan mengacam kelasungan
hidup masyarakat di sekitar sungai dan ekosistem.
"Semoga dari
longser ini, selain menghibur kami juga ingin menyampaikan kritik
terhadap pemerintah, yang seakan tutup mata melihat buruknya kondisi
lingkungan Cimahi," jelasnya.
Editor: H. Dicky Aditya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar